Rabu, 17 Oktober 2012

AFNEI


AFNEI Datang Ke Indonesia

29 Se ptember 1945: Di bawah kendali Jenderal Christison, AFNEI (Allied Forces in the NetherlandsEast Indies) tiba di Jakarta. Sebelumnya, tanggal 19 September 1945, tentara Sekutu di bawah komando Laksamana Lord Louis Mountbatten—Komando Asia Tenggara (South East Command) telah tiba lebih dulu di Indonesia. Tugas mereka menduduki wilayah-wilayah Indonesia dan melucuti tentara Jepang. Namun, dalam praktik di lapangan, Mountbatten tidak sendiri. Ia menugaskan Sir Philip Christison, yang membentuk AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies), untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. 

Berikut misi-misi yang diemban AFNEI:

1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu
3. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil
5. Menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang

 Dalam menjalankan misinya di Indonesia, AFNEI hanya berkonsentrasi tugas di Jawa dan Sumatera. Itu pun, terbagi dalam tigadivisi, yaitu: pertama, 23rd Indian Division, di bawah komando Mayor Jenderal D.C. Hawthorn (divisi ini berlokasi Jawa Barat), kemudian 5th Indian Division, di bawah komando Mayor Jenderal E.C. Mansergh (divisi ini berlokasi di Jawa Timur), dan terakhir 26th Indian Division, di bawah komando Mayor Jenderal H.M. Chambers (divisi ini berlokasi di Sumatera). 

Sementara daerah-daerah Indonesia lainnya dipegang tentara Australia—turut tergabung dalam tentara Sekutu. 

 M ula-mula rakyat Indonesia, seperti ketika Jepang datang ke Indonesi tahun 1942, menyambut gembira kedatangan tentara Sekutu. Namun, ketika diketahui bahwa tentara Sekutu membawa serta NICA (Nederland Indies Civil Administration), yang ingin menegakkan kembali kekuasaan kolonial Hindia Belanda, rakyat Indonesia mengambil sikap bermusuhan. Sikap ini memiliki dasar. Menilik Civil Affair Agreement (Perjanjian Sipil) antara pemerintah Inggris dengan Belanda di Chequers (dekat London), tertanggal 24 Agustus 1945, menyebutkan yang boleh mendarat di Indonesia hanyalah tentara Inggris. 

Tapi, Belanda memiliki kepentingan pula, yaitu mendirikan kembali pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Apalagi, pemerintah Inggris menyepakati hal tersebut dan bersedia membantu Belanda. Lantaran itulah, NICA yang dibentuk Van Mook dan Van Der Plas atas persetujuan pemerintah kerajaan Belanda, membonceng tentara Inggris (Sekutu) ke Indonesia. 
Situasi makin memburuk kala NICA mempersenjatai serdadu-serdadu bekas KNIL yang baru lepas dari tahanan Jepang. Terjadi bentrokan bersenjata, beberapa waktu kemudian, di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan lainnya.

Christison melihat keadaan ini tidak menguntungkan pasukannya. Ia sadar bantuan pemerintah Indonesia sangat penting untuk mendukung keberhasilan misinya. Karenanya, Christison membuka ruang dialog dengan pemerintah Indonesia. Pada 1 Oktober 1945, Christison mengeluarkan pernyataannya yang pada hakikatnya mengakui pemerintahan Soekarno secara “de facto”. 

Pernyataan tersebut berbunyi lengkap sebagai berikut:

The NRI Government will not be expelled and will be expected to continue civil administration in the area outside those occupied by British Forces. We intend to see the leaders of various movements and shall tell them what they are coming for. I intend to bring Dutch representatives and Indonesian leaders together at a roundtable conference which the Dutch have steadfastly refused to do hithero.

Pernyataan Christison berdampak luar biasa. Rakyat Indonesia yang semula bersikap antipati terhadap tentara Sekutu, kini bersikap lebih terbuka. Di samping, turut menghormati tugas-tugas yang diemban pasukan Sekutu. Christison juga mengatakan bahwa ia dan pasukannya takkan mencampuri urusan yang menyangkut status ketatanegaraan Indonesia. Namun, kenyataannya, kota-kota yang didatangi pasukan Sekutu acap terjadi insiden. Pertempuran tak mungkin lagi dapat dihindari. Bahkan, beberapa usaha membunuhi para pemimpin Indonesia tak jarang diupayakan.


0 komentar:

Posting Komentar